Mulai sejak dinyatakan harga elpiji 12 kg naik Rp 1. 500 per kilogramnya, harga gas ukuran besar ini di tingkat eceran beragam pada Rp 155. 000- Rp165. 000. Serta lantaran kenaikan itu, orang-orang yang umumnya memakai elpiji 12 kg ada yang berpindah ke elpiji 3 kg.
"Sekarang susah dapat gas 12 kilo, biasa beli di langganan juga susah. Ke beberapa minimarket dekat rumah juga kosong, sejak naik jadi susah," kata Ade Fikri (33), warga Ujung Berung, Senin (5/12).
Ia mendapat gas elpiji 12 kg harus mencari-cari ke penjual yang memasok ke warung-warung terdekat. Itu pun harganya mencapai Rp 155.000.
Sulitnya mendapat elpiji 12 kg juga diungkapkan Erna Sulis (29), warga Gede Bage. Tempat eceran atau minimarket yang biasa menjadi langganannya sudah beberapa hari ini mengaku kosong. "Pas dapat di daerah Arcamanik, harganya Rp 150 ribu," katanya.
Kosongnya elpiji 12 kg diakui kasir Indomaret di Jalan Cigending. Menurut perempuan yang tidak mau menyebut namanya ini, elpiji 12 kg sudah beberapa hari ini tidak ada kiriman. "Termasuk yang 3kg, sekarang agak susah, banyak yang beli, apalagi pas libur minggu kemarin, stok langsung habis," katanya.
Cukup banyaknya masyarakat yang beralih ke elpiji 3 kg diakui Sunarya (48), penjual khusus elpiji di Jalan Cigending, Ujung Berung. Menurutnya sejak pemerintah menaikkan harga elpiji 12 kg, pelanggan 12 kg yang selalu membeli kepadanya memilih beralih membeli elpiji 3 kg.
"Ada sih yang masih beli (12 kg), tapi kebanyakan lebih memilih 3 kilo. Selain naik (harga), barang susah, jadi pada pilih yang 3 kilo," katanya mengaku menjual elpiji 12 kg seharga Rp 155.000 ini.
Menurutnya, kenaikan juga sempat terjadi untuk elpiji 3 kg, khususnya 2-3 hari lalu. Elpiji 3 kg sempat mencapai harga Rp 20.900. Namun hari ini, Senin (5/1) harga elpiji 3 kg Rp 17.500. "Minggu kemarin sempat sampai segitu juga harganya. Apalagi pas tahun baru, gas 3 kilo laris, karena barang susah, jadi harga agak naik," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar